Elang-rawa Tututl atau sering disebut Elang Tutul. Ketika melihat elang yang satu ini, mengingatkan pada salah satu kain batik pemberian nenek di Jogja. Warna bulu yang tutul, lurik menyerupai batik yang sangat indah. Dengan begitu Elang ini tergolong memiliki ciri khas yang berbeda denga jenis elang lainnya. Elang-rawa tutul merupakan Elang yang kebiasaaanya mendiami habitat savana, padang rumput dengan sedikit pohon, lahan pertanian sampai ketinggian 1000 m, secara umum menghindari daerah perairan. Seringkali terlihat sendirian atau berpasangan, terkadang dalam kelompok kecil sampai 5 individu. Satu-satunya keluarga Elang-rawa yang memiliki kebiasaan bersarang pada pohon yang masih hidup. Elang ini biasa memburu mangsa burung terestrial (gemak, pipit, bondol), tikus, reptil, dan sesekali bangkai hewan.
Deskripsi:
Berukuran sedang (50-61 cm), jangkung dan langsing. Jantan berukuran lebih kecil dibanding betina. Tubuh bagian bawah berwarna abu-abu kebiruan dan merah karat dengan totol-totol putih. Kepala dan muka merah karat bergaris abu-abu, dengan tipe muka mirip dengan burung hantu. Tubuh bagian atas abu-abu. Ekor ber-strip gelap dengan ujung ekor putih. Kaki dan ekor relatif panjang.
Iris kuning pucat, sera kuning pucat, kaki hitam.
Suara:
Biasanya diam. Teriakan wik-wik-wik yang nyaring dan tajam, serta panggilan kikikikik… yang cepat dan diulang-ulang.
Penyebaran global:
Australia, Sulawesi, Maluku, Sumba, dan Timur.
Penyebaran dan Ras:
Burung penetap di Sulawesi dan Kep. Sula (Maluku), serta burung migran di Sumba dan Timur. Juga dapat ditemui di Australia.
Status
Daftar merah IUCN : Resiko Rendah (LC)
Perdagangan Internasional: Appendix II, dapat diperdagangkan dengan pengaturan
tertentu.
Perlindungan: PP No. 7/1999
Semoga bermanfaat.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Elang Tutul"
Post a Comment